Langsung ke konten utama

Gotong Royong Menulis Buku

 



Persahabatan menjadi ruh yang mempertahankan keberadaan perkumpulan dan upaya pembeharuan pendidikan agama terus pergulir sejak Perkumpulan Pengembang Pendidikan Interreligius /Pappirus belum memiliki badan hukum. Sebelum menjadi Perkumpulan berbadan hukum, komunitas ini adalah komunitas belajar para guru dan pegiat pendidikan dan berbagai latarbelakang yang bertemu sebulan sekali secara bergiliran dari satu sekolah ke sekolah lain, dan mengidentifikasi diri sebagai Forum Komunikasi Guru-guru Agama/ FKGA yang sejak 2004 difasilitasi oleh Institut DIAN/Interfidei. Kegiatan pertemuan sempat berhenti beberapa tahun, namun oleh karena komunikasi yang terus terjaga antarpegiatnnya, pada tahun 2017 komunitas ini kembali aktif sebagai Paguyuban Penggerak Pendidikan Interreligius hingga tahun 2019, kemudian paguyuban ini menjadi perkumpulan dengan penghorganisasian dilakukan secara semi formal oleh pengurus yang dipilih sesuai dengan Anggaran Dasar DAN Anggaran Rumah Tangga.  

(Rapat penyusunan Tujuan Pembelajaran antarjenjang buku Pendidikan Agama Berwawasan Pancasila adaptasi kurikulum Merdeka 2023)

Meski menjadi organisasi formal, ruh yang terus menghidupinya adalah semangat persahabatan yang terus mengalir dalam kerja-kerja sukarela, sehingga perkumpulan ini tetap dapat berjalan meski tidak bekerjasama dengan lembaga dana. Para pegiatnya mendonasikan waktu, tenaga dan pikiran secara suka rela dan bersemangat. Perkumpulan menjadi ruang belajar sekaligus berbagi pengalaman, pengetahuan, jaringan bahkan adakalanya berbagi fasilitas. Persahabatan melebihi nilai uang dan prestise yang seringkali menjadi hal yang di kejar oleh beberapa kalangan masyarakat. Oleh semangat persahabatan ini, banyak orang dari berbagai latarbelakang dapat terhubung baik untuk keterlibatan kegaiatan sebagai peserta maupun informasi tentang narasumber.


(Seminar dan Bedah Buku di Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia 2019)

            Bentuk gotong royong teraktualisasi dalam berbagai bentuk kegiatan dikelola para pengurus dan sahabat Pappirus, yaitu orang-orang yang memiliki nilai-nilai yang sama tetapi tidak selalu dapat aktif terlibat dalam kegiatan Perkumpulan Pappirus. Sebagai contoh ketika Perkumpulan menyelenggarakan pelatihan untuk guru-guru pada tahun 2017 hingga 2019 bekerjasama dengan kanwil kemenag DIY mauun kanwil kota Yogyakarta, semua yang terlibat memberikan sumbangan

            Pada tahun 2022 gotong royong juga dilakukan untuk merevisi buku yang pertama dihasilkan oleh perkumpulan Pappirus, yaitu buku ‘Pendidikan Agama Berwawasan Pancasila’ Pengayaan untuk pendidikan agama dan budi pekerti jengan SMA dan sederajat yang terbit tahun 2019. Revisi dilakukan untuk menjaga kebermanfaatan buku, terkait adaptasi dengan kurikulum baru yang mulai dijalankan oleh pemerintah. Dengan buku versi 2019 telah beberapa kali dibahas dalam seminar di Uinversitas Islam Indonesia, Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga dan bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kementrian Agama selain menyelenggarakan pelatihan singkat untuk beberapa modul dalam buku. Kegiatan-kegiatan ini diselenggaran untuk menyosialisasikan gagasan pendidikan agama yang dialogis terkait pluralitas agama dan budaya serta masalah-masalah kemanusiaan.   

                Setelah melalui upaya adaptasi kurikulum baru, menambah informasi termasuk glosarium, bacaan dan metode baru serta  memperbaiki bagian-bagian yang dinilai oleh tim kurang tepat pada awal tahun, revisi buku untuk jenjang SMA dan sederajat ini berhasil diselesaikan dengan cover baru. Diupayakan buku dapat digunakan pada tahun ajaran baru 2024/2025 bersama buku untuk jenjang SMP dan SD.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Baru Pendidikan Toleransi di Indonesia

  Pandemi telah mengubah cara kerja masyarakat seluruh dunia. Semua pihak harus dapat beradaptasi dengan situasi penuh resiko ini agar tetap sehat dan semua aktivitas kehidupan dapat dilanjutkan. Demikian halnya dalam berbagai aktivitas pendidikan, selain harus mencari strategi yang aman dan efektif, juga harus tetap kreatif sehingga proses belajar mengajar berlangsung tanpa beban dan berdampak mencerdaskan.     Adaptasi Perkumpulan Pappirus terus mengupayakan pengembangan pendidikan keagamaan yang menumbuhkan kultur belajar yang memungkinkan tumbuhnya kesadaran menerima keragaman sebagai kodrat manusiawi dan mengajak para pendidik agar dapat membantu peserta didik mengembangkan sikap toleran serta mampu bekerjasama dengan orang yang berbeda latar belakang. Adaptasi dalam mengelola perkumpulan antara lain dengan migrasi kegiatan secara daring atau gabungan daring dan luring, sebagaimana dilakukan dalam Rapat Umum Anggota Perkumpulan ke-3, 25 April 2021 dan pertemuan Pengurus Periode ba

PENTINGNYA PERUBAHAN PARADIGMA UNTUK MERAWAT RUH PENDIDIKAN

    Catatan Moderator Seri 01 Program ‘NGOPII Yoo’ atau ‘Ngobrol Pendidikan Interreligius-Indoneisa dari Yogyakarta’, adalah perbincangan untuk masyarakat umum secara daring, yang diselenggarakan atas kerjasama Perkumpulan Pappirus, Rumah Kearifan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Sanggar Anak Alam, setiap hari Rabu malam. Seri pertama Ngopii yoo pada Rabu, 11 Agustus 2021 mengangkat tema ‘Pendidikan yang Memerdekakan’. Banyak pemikiran berharga dalam perbincangan ini. Untuk itu moderator akan menyarikan gagasan-gagasan menarik di dalamnya untuk diunggah di laman pappirusindonesia.org                    Kehidupan bermasyarakat mengalami perubahan sangat cepat, dampak dari perkembangan teknoliogi digital pada berbagai proses kehidupanbaik dalam pengorganisasian, komunikasi maupun proses produksi barang dan jasa. Bukan hanya pada level permukaan, perubahan juga terjadi dalam penghayatan nilai-nilai. Menyambut ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 76, sebagai bentuk ra

Ziarah Peradaban Nusantara

                      Menurut sebagian orang ‘sejarah ditulis oleh para pemenang’, yaitu menggunakan cara pandang mereka yang secara politik dapat menuliskan ingatan tentang apa yang penting dan menanggalkan apa yang tidak penting menurut penulis. Namun sejarah tidak sekedar apa yang ditulis. Ada banyak situs, yaitu keberadaannya dalam ruang hidup manusia dari masa ke masa menyajikan keterhubungan banyak informasi yang seringkali luput dari apa yang telah ditulis. Situs-situs juga dapat menjadi pintu masuk mengantar pada imajinasi dan pemahaman cara hidup manusia dalam mengelola masyarakat kala itu. Situs menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi.                           (Arca Garuda Wisnukencana di Musium Trowulan Mojokerto)             Minat pada sejarah di kalangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah, dalam pengertian sejarah tidak dianggap sebagai sumber belajar, yang tidak sekedar menjadi memori yang menguatkan posisi para pelaku sejarah, melainkan sebagai inspirasi dalam