Langsung ke konten utama

Menjadi Manusia Indonesia yang Beradab Melalui Pendidikan Agama Berwawasan Pancasila

 



Judul Buku: Menjadi Manusia Indonesia yang Beradab Melalui Pendidikan                                 Agama Berwawasan Pancasila
Penulis: Listia, Anis Farikhatin, Poerwono Noegroho Adhi, Sartana
Isi: 172 x 245 mm, vi + 164 hlm 
Cetakan Pertama: Juli 2024
Penerbit: Pappirus


Kemajuan dunia pendidikan suatu bangsa tidak dapat hanya mengadalkan upaya dan kebijakan pemerintah, namun membutuhkan kolaborasi seluruh warga bangsa sesuai kesanggupan masing-masing. Dengan mengungkap syukur pada pada Tuhan Yang Maha Esa, Perkumpulan Pengembang Pendidikan Interreligus/Perkumpulan Pappirus dapat mempersembahkan kontribusi berupa buku kurikulum Pendidikan Agama Berwawasan Pancasila untuk jenjang SD, SMP dan SMA beserta contoh-contoh modul ajar yang diharapkan dapat menginspirasi guru mengembangkan pembelajaran kontekstual yang bermakna bagi para pserta didik.

Selaras dengan pelaksanaan Kurikulum Merdeka buku ini dapat menjadi teman bagi para guru yang hendak menyelenggarakan pembelajaran yang mengembangkan karakter kebinekaan, gotong-royong, sikap hidup damai berkeadilan dengan memperkuat keimanan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing peserta didik. Buku ini dapat dimanfaatkan sebagai buku pengayaan Pendidikan Agama, inspirasi bagi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dilaksanakan secara kolaboratif antara guru lintas mata pelajaran atau dapat bula dimanfaatkan untuk pendidikan agama kolaboratif yang diselenggarakan kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga agama dan kepercayaan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Materi yang ada dalam buku ini meliputi 4 bagian; pertama bagian pendahuluan, menyediakan uraian latar pentingnya mengembangkan karakter dan pembeajaran yang merespons perubahan jaman yang berimplikasi pada perubahan kebutuhan peserta didik tentang tema dan metode pembelajaran yang relevan. Pada bagian ini juga diselaskan makna pendidikan agama berwawasan Pancasila, konsep-konsep dasar yang digunakan, dasar hukum dan bagaimana implementasinya dalam proses pembelajaran di sekolah. Bagian kedua menjelaskan implementasi pendidikan agama berwawasan Pancasila. Dalam model pendidikan ini terdapat capaian pembelajaran yang bersifat makro, yang diwujudkan melalui enam elemen. Masing-masing elemen memiliki tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran yang dalam pelaksanaanya diserahkan pada guru untuk menyesuaikan konteks sekolah dan kebutuhan peserta didik. Bagian ketiga menyediakan contoh-contoh modul ajar yang masing-masing memiliki tujuan pembelajaran dan dapat dirangkai menjadi alur tujuan pembelajaran sesuai capaian pembelajaran dalam elemen pendidikan agama berwawasan Pancasila. Ketiga menyediakan sumber informasi yang diharapkan dapat memperluas wawasan dan meningkatkan kompetensi keragaman sosial-budaya dan agama bagi guru, sehingga dapat membantu peserta didik memperkuat semangat dalam menumbuhkembangkan karakter berkebinekaan global, bergotong royong, mengupayakan perdamaian dan keadilan.

Buku ini diharapkan menjadi teman yang memantik semangat belajar sepanjang hayat bagi para guru, baik memperbaharui perspektif pendidikan yang memerdekakan, inklusivitas, memperkuat ragam kompetensi terutama dalam mengembangkan modul ajar dan dalam mengembangkan kemampuan teknik fasilitasi. Dengan alur aktivitas yang ditawarkan diharapkan juga mendorong penguatan literasi keagamaan untuk guru dan peserta didik tentang ajaran agama masing-masing peserta didik terkait toleransi, sikap hidup damai, gotong royong dan kepedulian pada lingkungan hidup.  Contoh-contoh modul ajar dalam buku ini diharapkan bukan menjadi panduan baku melainkan sebagai pemantik kreativitas sesuaikan dengan konteks dan kebutuhan.

Buku ini dapat selesai atas dukungan banyak pihak. Terimakasih kepada para kontributor yang telah membantu tim penulis melengkapi bagian buku Pendidikan Agama Berwawasan Pancasila ini berupa inspirasi ajaran agama dan kepercayaan, yaitu  Ibu Dewi Kanti, Bapak Toto Tejamano, Bapak Sutrisna, Bapak Kristan, Rama HJ. Suhardiyanto, SJ, Ibu Pdt. Herlina Ratu Kenya, M.Th.

Semoga buku ini bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi generasi muda dan berdampak mencerahkan masa depan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tantangan Baru Pendidikan Toleransi di Indonesia

  Pandemi telah mengubah cara kerja masyarakat seluruh dunia. Semua pihak harus dapat beradaptasi dengan situasi penuh resiko ini agar tetap sehat dan semua aktivitas kehidupan dapat dilanjutkan. Demikian halnya dalam berbagai aktivitas pendidikan, selain harus mencari strategi yang aman dan efektif, juga harus tetap kreatif sehingga proses belajar mengajar berlangsung tanpa beban dan berdampak mencerdaskan.     Adaptasi Perkumpulan Pappirus terus mengupayakan pengembangan pendidikan keagamaan yang menumbuhkan kultur belajar yang memungkinkan tumbuhnya kesadaran menerima keragaman sebagai kodrat manusiawi dan mengajak para pendidik agar dapat membantu peserta didik mengembangkan sikap toleran serta mampu bekerjasama dengan orang yang berbeda latar belakang. Adaptasi dalam mengelola perkumpulan antara lain dengan migrasi kegiatan secara daring atau gabungan daring dan luring, sebagaimana dilakukan dalam Rapat Umum Anggota Perkumpulan ke-3, 25 April 2021 dan pertemuan Pengurus Periode ba

PENTINGNYA PERUBAHAN PARADIGMA UNTUK MERAWAT RUH PENDIDIKAN

    Catatan Moderator Seri 01 Program ‘NGOPII Yoo’ atau ‘Ngobrol Pendidikan Interreligius-Indoneisa dari Yogyakarta’, adalah perbincangan untuk masyarakat umum secara daring, yang diselenggarakan atas kerjasama Perkumpulan Pappirus, Rumah Kearifan, Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan Sanggar Anak Alam, setiap hari Rabu malam. Seri pertama Ngopii yoo pada Rabu, 11 Agustus 2021 mengangkat tema ‘Pendidikan yang Memerdekakan’. Banyak pemikiran berharga dalam perbincangan ini. Untuk itu moderator akan menyarikan gagasan-gagasan menarik di dalamnya untuk diunggah di laman pappirusindonesia.org                    Kehidupan bermasyarakat mengalami perubahan sangat cepat, dampak dari perkembangan teknoliogi digital pada berbagai proses kehidupanbaik dalam pengorganisasian, komunikasi maupun proses produksi barang dan jasa. Bukan hanya pada level permukaan, perubahan juga terjadi dalam penghayatan nilai-nilai. Menyambut ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke 76, sebagai bentuk ra

Ziarah Peradaban Nusantara

                      Menurut sebagian orang ‘sejarah ditulis oleh para pemenang’, yaitu menggunakan cara pandang mereka yang secara politik dapat menuliskan ingatan tentang apa yang penting dan menanggalkan apa yang tidak penting menurut penulis. Namun sejarah tidak sekedar apa yang ditulis. Ada banyak situs, yaitu keberadaannya dalam ruang hidup manusia dari masa ke masa menyajikan keterhubungan banyak informasi yang seringkali luput dari apa yang telah ditulis. Situs-situs juga dapat menjadi pintu masuk mengantar pada imajinasi dan pemahaman cara hidup manusia dalam mengelola masyarakat kala itu. Situs menjadi sumber pengetahuan dan inspirasi.                           (Arca Garuda Wisnukencana di Musium Trowulan Mojokerto)             Minat pada sejarah di kalangan masyarakat Indonesia masih sangat rendah, dalam pengertian sejarah tidak dianggap sebagai sumber belajar, yang tidak sekedar menjadi memori yang menguatkan posisi para pelaku sejarah, melainkan sebagai inspirasi dalam