Bersahaja dan rendah hati Itu selalu ada pada orang-orang yang menebar cinta, mengutamakan perdamaian dari pada kekuasaan, sesuatu yang oleh elit negara dan masyarakat di banyak tempat mulai ditinggalkan..
Agama, dengan segala kekurangan manusiawi pemeluknya, menggenggam tradisi kritik atas kelengahan dan kerakusan manusia, menawarkan pengingat bahwa hidup tidaklah selesai dengan kematian. Dampak dari laku akan diterima orang, mahluk lain dan generasi berikut, maka harus dipertanggungjawabkan.
Nalar modernitas selalu enggan dengan nilai-nilai yang dianggap abstrak karena kengganan membuka diri atas keterbatasan rasio dan salah paham pada dir sendiri yang menganggap manusis adalah pusat kehidupan. Nalar yang mengantar pada kebuntuan oleh rasa terasing, persaingan yang menghadirkan kesenjangan, pengabaian aturan (yang hakikatnya pengabaian pada orang banyak), peperangan hingga penghancuran martabat dalam perdagangan orang dan perbudakan baru ..
Tapi agama tetap bicara perdamaian, solidaritas kemanusiaan dan pertanggung jawaban hidup, sayang minim teladan..
Tiga hari ini Paus Fransiskus, pimpinan tertinggi Gereja Katolik hadir di Indonesia dengan teladan kebersahajaan dan kerendahan hati, yang sesungguhnya adalah perhiasan utama semua orang beragama, yang di Indonesia mulai banyak umat dan agamawan dari berbagai agams menanggalkannya.
Cara Anda hadir menjadi pengingat dan teladan. Semoga sehat selalu Bapa.
Selamat datang.
Oleh: Listia
Komentar
Posting Komentar